Selasa, 17 Desember 2013

MATERI CLASSMEETING BELA NEGARA

A. PENDAHULUAN a. Latarbelakang Fakta tentang keadaan Indonesia ini, mendorong berbagai kalangan masyarakat untuk bertindak. Sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa sendiri sangat diperlukan untuk saat ini. Berbagai cara dikembangkan untuk menumbuhkan sikap tersebut. Salah satu cara tersebut adalah diadakannya Lomba Kompetensi Siswa cabang bela negara. SMK Negeri 2 Wonosari sebagai salah satu calon peserta Lomba Komptensi Siswa mempersiapkan diri dengan mengadakan classmeeting yang salah satu cabangnya adalah bela negara. Sebagai siswa yang memegang amanat generasi muda bangsa yang dinantikan oleh para pendahulu bangsa ini supaya lebih baik dari sebelumnya diharapkan mampu mengemban amanat tersebut dengan tanggungjawab. b. Tujuan Dari latarbelakang diatas diperoleh tujuan makalah ini disusun. Diantara tujuan tersebut adalah untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia khususnya bagi generasi muda. Untuk mencapai tujuan tersebut pengadaan Lomba Kompetensi Siswa dipersiapkan melalui kegiatan classmeeting. Dari salah satu cara penanaman nilai – nilai nasionalisme dan patriotisme tersebut siawa diharapkan dapat menerapkan nilai – nilai tersebut penuh tanggungjawab. Dengan rasa nasionalisme dan patriotisme yang telah tertanam dalam diri siswa diharapkan dapat menjadi generasi muda yang membanggakan bangsa. c. Pembatasan Masalah Bela negara yang dibahas adalah mengenai ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Mulai dari sejarah hingga contoh – contoh penerapan pengembangan sikap rasa nasionalisme dan patriotisme. Bagaimana sikap generasi muda jika melihat perkembangan dan keadaan negara terutama di wilayahnya sendiri. Potensi apa yang dapat dikembangkan di wilayahnya. B. PEMBAHASAN Ekonomi, sosial, dan budaya adalah komponen penting bagi berdirinya suatu negara. Ketiganya saling berkaitan, saling berhubungan, dan saling mempengaruhi. Bagaimana suatu negara dapat berdiri dengan kokoh tertopang oleh pertumbuhan ekonomi, keadaan sosial, dan perkembangan kebudayaannya. Di Indonesia sendiri, ketiga penopang berdirinya negara yaitu ekonomi, sosial, dan budaya, sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan Indonesia. 1. EKONOMI INDONESIA Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam dan manusia yang cukup banyak. Namun dengan sumber daya yang melimpah tersebut Indonesia masih saja mengalami pertumbuhan yang tidak menentu dan timpang. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 dijelaskan bahwa sistem ekonomi yang diterapkan Indonesia tak lepas dari prinsip-prinsip dasar yang tercancum dalam Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan-ketentuan dasar konstitusional tentang kehidupan ekonomi berdasarkan pancasila dan UUD 1945 (sebelum diamandemen) taercantum pada pasal-pasal berikut: 27, 33 dan 34 UUD 1945. Pada pasal 33 menetapkan 3 hal: 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. 3. SDA dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan serta penghidupan yang layak. Sedangkan pasal 34 menetapkan bahwa masyarakat miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Berikut sejarah perekonomian Indonesia yang mengalami berbagai perkembangan. 1. Masa penjajahan Belanda Sistem ekonomi yang diterapkan Indonesia selama penjajahan belanda dibagi jadi 3 bagian, yaitu : a. Sistem Merkantilisme (VOC) 1600-1800 Adalah sistem ekonomi yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian untuk memupuk kekayaan sebanyak-banyakanya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan kekuasaan yang dimiliki Negara tersebut. Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain. Dalam hal ini VOC melakukan penekanan terhadap peningkatan ekspor dan membatasi impor. VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain meliputi : 1. Hak mencetak uang 2. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai 3. Hak menyatakan perang dan damai 4. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri 5. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja b. Sistem Monopoli (Tanam Paksa) 1830-1870 Adalah sistem ekonomi yang memusatkan kegiatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli dibidang tertentu yang dapat merugikan rakyat. Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaitu rempah-rempah. Ditambah dengan diterapkan Preangerstelstel, yaitu kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan. Sejak saat itu, diperintahkan pembudidayaan produk-produk selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, teh, kina, karet, kelapa sawit, dll. Sistem ini jelas menekan penduduk pribumi, tapi amat menguntungkan bagi Belanda, apalagi dipadukan dengan sistem konsinyasi (monopoli ekspor). Setelah penerapan kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat perang dengan Napoleon di Belanda langsung tergantikan berkali lipat. Penerapan sistem – sistem ini begitu menyiksa rakyat Indonesia. Namun segi positifnya adalah mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup mereka. Bagi pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah bisa menyerap barang-barang impor yang mereka datangkan ke Hindia Belanda. Dan ini juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi nonagraris. c. Sistem ekonomi Kapitalis Liberal, 1870-1945 Sistem Ekonomi ini lebih rentan terhadap krisis ekonomi tetapi produksi yang dibuat berdasarkan atas kebutuhan masyarakat. Sistem-sistem ekonomi ini meninggalkan kemelaratan, namun disisi lain memberi pengetahuan tentang bercocok tanam, sistem uang dan budaya industri. Pada masa itu, Indonesia adalah pengekspor terbesar sejumlah komoditas primer. Pada dekade 1930an bank-bank bermunculan, industri manufaktur berkembang pesat yang dimotori oleh industri gula. Pasar modal muncul dan modal asing masuk dalam jumlah yang besar. Namun perkembangan ekonomi yang pesat itu tidak memberi peningkatan kesejahteraan bagi rakyat. 2. Pemerintahan Orde Lama Keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, laju pertumbuhan rata-rata turun drastis. Selain itu, Indonesia mengalami defisit saldo neraca pembayaran dan defisit APBN terus membesar dari tahun ke tahun. Kegiatan produksi disektor pertanian dan industri manufaktur pun sangat rendah. Buruknya perekonomian indonesia selama pemerintahan Orde Lama dikarnakan rusaknya infrastruktur ekonomi fisik maupun non fisik selama pendudukan Jepang. • Kebijakan ekonomi yang paling penting yang dilakukan pada kabinet Hatta adalah reformasi moneter melalui devaluasi mata uang nasional dan pemotongan nilai uang sebesar 50% atas semua uang kertas yang beredar. • Pada masa kabinet Natsir, pertama kalinya dirumuskan suatu perencanaan pembangunan ekonomi yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP). RUP ini digunakan oleh kabinet berikutnya untuk merumuskan rencana pembangunan ekonomi 5 tahun (Repelita). • Pada masa kabinet Sukiman, kebijakan-kebijakan penting yang diambil adalan nasionalisasi De Javasche Bank yang menjadi Bank Indonesia (BI) dan penghapusan sistem kurs berganda. • Pada kabinet Wilopo, langkah-langkah yang diilakukan untuk memulihkan perekonomian Indonesia adalah pertama kalinya memperkenalkan konsep anggaran berimbang dalam APBN, memperketat impor, melakukan nasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi dan pengurangan jumlah personil, dan pengiritan jumlah pengeluaran pemerintah. • Pada masa abinet Ali I, langkah yang dilakukan dalam bidang ekonomi walaupun sedikit tidak berhasil adalah pembatasan impor dan sistem uang ketat. • Pada masa kabinet Baharuddin tindakan ekonomi yang dilakukan adalah liberalisasi impor, kebijakan uang ketat untuk menekan laju uang beredar, penyempurnaan Program Benteng, mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan modal(investasi) asing masuk ke Indonesia, pemberian bantuan khusus pada pangusaha-pengusaha pribumi dan pembatalan (sebelah pihak). Persetujuan Koferensi Meja Bundar untuk menghilangkan sistem ekonomi kolonial atau menghapuskan dominasi perusahaan-perusahaan Belanda dalam Perekonomian Indonesia. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokrasi. Namun, semua itu menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional. Selama periode 1950an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi. Sektor formal/modern yang memiliki kontribusi lebih besardaripada sektor informal/tradisional terhadap output nasional atau PDB yang di dominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang kebanyakan berorientasi ekspor. Struktur ekonomi itu disebut dual societies, yang artinya adalah salah satu karakteristik utama dari NSB yang merupakan warisan kolonialisasi. Dualisme didalam suatu ekonomi seperti ini terjadi karna pada masa penjajahan pemerintah yang berkuasa menerapkan diskriminasi dalam kebijakan-kebijjakannya. Diskriminasi ini diterapakan untuk membuat perbedaan dalam kesempatan melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu antara penduduk asli dan orang-orang non pribumi. Keadaan ekonomi Indonesia, setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing Belanda, menjadi lebih buruk dibanding pada saat dijajah oleh Belanda, ditambah lagi tingkat inflasi yang tinggi. Selain kondisi politik didalam negri yang tidak mendukung, buruknya pemeritahan Indonesia pada masa Orde lama disebabkan juga karna keternatasan faktor-faktor produksi. Pada akhir september 1965 ketidakstabilan politik Indonesia mencapai pncaknya dengan terjadinya kudera yang gagal pada Partai Komunis Indonesia(PKI). Sejak saat itu terjadi perubahan politik yang drastis di dalam negri yang mengubah sistem ekonomi yang dianut Indonesia pada masa Orde lama dari sosialis menjadi semikapitalis. 3. Pemerintahan Orde Baru Dalam Orde Baru ini pemerintah lebih ditunjukkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Pada masa ini Indonesia kembali menjalin hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi komunis. Sebelum rencana pembangunan melalui repelita, pemerintah lebih dulu melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik, serta rehabilitasi ekonomi dalam negri. Tujuannya yaitu untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor. Ditambah lagi dengan penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) secara bertahap. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan yaitu : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses industrialisasi dalam skala besar. Awalnya pemerintah memusatkan pembangunan pada sektor-sektor tertentu secara potensial dapat menyumbangkan nilai tambah yang besar dalam waktu yang tidak panjang dan hanya di pulau jawa karena fasilitas infrastruktur dan sumber daya manusia relatif lebih baik. Dengan sumber daya yang sangat terbatas pada saat itu maka sulit untuk memperhatikan pertumbuhan dan pemerataan pada waktu yang bersamaan. Tujuan utama pelaksanaan repalita I adalah untuk membuat Indonesia menjadi swasembada terutama kebutuhan beras. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan penghijaun disektor pertanian proses pembangunan sangat cepat dengan laju pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi pertahun. Repelita II (1 April 1969 – 31 Maret 1974) Trilogy pembangunan diubah urutannya menjadi : • Pertumbuhan ekonomi • Pemerataan • Stabilitas Nasional Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, yang berisi : • Masyarakat harus mencintai produk dalam negeri • Mendorong ekspor • Memberikan tariff spesifik bagi barang impor Repelita III Trilogy pembangunan berubah menjadi : • Pemerataan pembangunan dan hasilnya • Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi • Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis Pada masa ini terdapat kebijakan devaluasi(kebijakan menurunkan mat uang) dan juga adanya kebijakan deregulasi (kebijakan menguranngi berbagai faktor yg melindungi industri perbankan dari masalah2 suatu perekonomian) perbankan oleh Soemarlin. Pada Repeliita VI orientasi kebijakan-kebijakannya mengalami perubahan dari penekanan hanya pada pertumbuhan ke pertumbuhan dengan pemerataan. Keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia pada zaman soeharto dikarnakan Presiden Soeharto jauh lebih baik dibanding pada masa Orde Lama dalam menyusun rencana, strategi, dan kebijakan pembangunan ekonomi. Selain itu dikarenakan 3 hal, yaitu : penghasilan ekspor yang sangat besar dari minyak, pinjamann luar negri, dan PMA di dalam pembangunan ekonomi Indonesia meningkat tajam. Dalam usaha menghilangkan dampak negatif dari pertumbuhanekonomi yang tinggi terhadap kesenjangan dan kemiskinan, atau memperkecil efek trade off antara pertumbuhan dan kesenjangan atau kemiskinan. Kebijakan-kebijakan ekonomi selama masa Orde baru telah menghasilkan suatu proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju ekonomi yang tinggi. Tetapi Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi. 4. Pemerintahan Transisi Pada tahun 1997 nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS mengalami guncangan hebat akibat investor asing mengambil keputusan jual, karna tidak percaya lagi dengan pereonomian negara tersebut. Yang terjadi di Thailand tersebut merembet ke Indonesia dan beberapa negara Asia lain, ini adalah awal krisis keuangan di Asia. Di Indonesia nilai tukar rupiah terus melemah untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, pemerintah Orde baru mengambil langkah kongkrit yaitu : menunda proyek-proyek senilai Rp 39 triliun dalam mengimbangi keterbatasan anggaran belanja negara yang sangat dipengaruhi oleh perubahan nilai rupiah. Akan tetapi tetap saja, cadangan dolar As di BI makin menipis. Akhirnya pemerintah Indonesia secara resmi meminta bantuan kepada IMF. Lembaga keuangan internasional tersebut mengumumkan paket bantuan kepada Indonesia mencapai 40 miliar. Paket program pemulihan tersebut diharapkan nilai rupiah menguat dan stabil kembali. Tetapi kenyataannya nilai rupiah terus merosot dan membuat kepercayaan masyarakat di dalam dan luar negri pun merosot. Dan dibuatlah kesepakatan yang mengandung butir-butir kebijaksanaan yang mencakup ekonomi makro, restrukturisasi sektor keuangan, dan reformasi struktural. Setelah gagal dalam kesepakatan pertama itu, dilakukan lagi perundingan-perundingan antara Indonesia dengan IMF dan mencapai lagi satu kesepakatan baru. Ada 5 memorandum dalam kesepakatan baru ini, yaitu : • Program stabilisasi, untuk menstabilkan pasar uang dan mencegah hiperinflasi. • Restrukturisasi perbankan, untuk menyehatkan sistem perbankan nasional • Reformasi struktural • Penyelesaian ULN • Bantuan untuk rakyat kecil Krisis rupiah menjadi krisis ekonomi dan memunculkan krisis politik terbesar dalam sejah perekonomian Indonesia. Krisis politik ini diawali dengan penembakan oleh tentara terhadap 4 mahasiswa trisakti. Kemudian jakarta dilanda kerusuhan. Akhirnya presiden soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh Dr. Bj. Habibie. Presiden Habibie membentuk kabinet baru, awal dari terbentuknya pemerintahan transisi. 5. Pemerintahan Reformasi hingga SBY Pada awalnya, masyarakat, para pengusaha dan Investor asing menaruh harapan besar terhadap kemampuan dan kesungguhan Gus Dur untuk membangkitkan perekonomian Indonesia. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati. Pemerintahan Megawati kinerja ekonomi Indonesia mengalami perbaikan, dilihat dari pertumbuhan PDB (Product Domestic Bruto). Demikian juga pendapatan perkapita meningkat, kinerja ekspor juga membaik. Namun demikian, Neraca Perdagangan(NP), yaitu saldo ekspor(X) – impor(M) barang, maupun transaksi berjalan(TB), sebagai presentase dari PDB mengalami penurunan. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain : • Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun. • Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. 6. Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Awalnya masyarakat dan pelaku usaha didalam maupun luar negri optimis dengan pemerintahan SBY. Akan tetapi pada pertengahan 2005 ekonomi Indonesia diguncang oleh 2 peristiwa tak terduga yaitu kenaikan harga minyak mentah (BBM) di Internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar As. Ini membuat PDB menurun. Kenaikan harga minyak ini menimbulkan tekanan terhadap keuangan pemerintah (APBN). Pemerintah mengeluarkan kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dampak negatif dari kenaikan harga BBM ini mempengaruhi kegiatan atau pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan kemiskinan . Kenaikan harga BBM dipasar dunia juga membuat defisit APBN tambah besar yang selanjutnya akan mengurangi kemampuan pemerintah lewat sisi pengeluarannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kenaikkan harga minyak ini juga menjadi salah satu penyebab terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar As. Secara fundamental, terus melemahnya nilai tukar rupiah terkait dengan memburuknya kinerja Neraca pembayaran (BoP) Indonesia. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif. Dari sejarah perekonomian Indonesia tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya perekonomian Indonesia mengalami peningkatan namun belum mampu mengurangi angka kemiskinan. Ekonomi Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. Dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan. Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi. a. Kondisi Perekonomian Indonesia Dilihat dari PDB Pendapat Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati urutan ke-18 dari 20 negara yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara Asia yang masuk ke dalam daftar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Kelima negara Asia tersebut adalah Jepang (urutan ke-2), Cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), Korea Selatan (urutan ke-15). Indonesia yang kini mempunyai PDB US$700 miliar, boleh saja bangga. Apalagi, dengan pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun menempatkan Indonesia di urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar. b. Pihak Swasta Adanya lembaga – lembaga swadaya masyarakat, seperti Dompet Dhu’afa, bekerja sama dengan Institut Kemandirian yang berusaha mencetak kaum muda berpotensi meenjadi hebat sebagai pejuang ekonomi adalah cara salah satu membuat pemerataan pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semakin banyak rakyat Indonesia. c. Pihak Pemerintah Sinergi antar kementrian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentuka jiwa kewirausahaan, seperti seminar bertaraf internasional, adalah salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa – jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas tinggi. Dampak Globalisasi ekonomi positif dan dampak globalisasi negatif menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia usaha. Ketika kita berfikir menjadi pengusaha dan memanfaatkan setiap peluang usaha yang kita miliki sebenarnya saat itu kita masuk kedalam sebuah sistem ekonomi dan yang paling populer adalah sistem ekonomi kapitalis yang menjadi bagian integral dari proses globalisasi. Ada banyak pengertian globalisasi yang secera umum mempunyai kemiripan salah satu pengertian globalisasi adalah proses yang melintasi batas negara di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain . Sebagaimana sebuah sistem globalisasi ekonomi mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif, terlepas dari pendapat pro globalisasi ekonomi dan kontra globalisasi ekonomi kita akan mencoba menelaah secara sederhana dampak postif globalisasi ekonomi dan dampak negatif globalisasi ekonomi. Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala kesadaran akan keharusan berinovasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan produk - produk dalam negeri yang handal dan berkualitas. Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk bagi perekonomian negeri ini, hal ini akan mendatangkan berbagai dampak negatif globalisasi ekonomi seperti membajirnya produk - produk negeri asing seperti produk cina yang akhirnya mematikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan - pekerjaan yang membutuhkan skill akan dikuasai ekspatriat asing, dan sudah tentu lowongan pekerjaan yang saat ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi ketersediaan akses dana akan semaikin mudah memperoleh investasi dari luar negeri. Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan kerja. Hanya saja dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak mampu mengelola aliran dana asing, akan terjadi justru penumpukan dana asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi. Bayangkan saja jika sebuah investasi besar dengan meilbatkan tenaga kerja lokal yang besar tiba - tiba ditarik karena dianggap kurang prospek sudah barang tentu hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi. Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi semakin mudahnya diperoleh barang impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih tehnologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus seperti produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan penjualan dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia. Globalisasi dan liberalisme pasar dikampayekan oleh para pengusungnya sebagai cara untuk mencapai standar hidup yang lebih tinggi, namun bagi para penentangnya globalisasi hanya kedok para kapitalis yang akan semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara kaya dengan negara berkembang dan miskin. Penguasaan kapital yang lebih besar dengan menciptakan pasar global terutama di dunia ketiga yang diyakini tidak akan mampu memenuhi standar tinggi produk global akan membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan perjuangan masyarakat Indonesia untuk terus membangun dan mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. Melalui pembangunan yang kuat dan berkelanjutan oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia, diharapkan pada tahun 2045 nanti, tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, Indonesia memiliki ekonomi yang kuat dan berkeadilan; demokrasi yang stabil dan berkualitas; serta peradaban bangsa yang maju dan unggul. Untuk mencapai misi besar bangsa Indonesia tersebut, fundamental ekonomi yang kuat, merupakan salah satu syarat yang harus dibangun dan dipelihara. Tahun 1998 telah membuktikan, bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai rapuh pada saat itu, tidak kuasa menahan gempuran badai krisis ekonomi yang menerjang Indonesia, sehingga merontokan hampir semua sendi kehidupan bangsa yang telah dibangun puluhan tahun. Pengalaman pahit tersebut, tentunya harus dapat menjadi pelajaran bagi seluruh komponen masyarakat Indonesia. Apalagi ditengah kondisi perekonomian globat saat ini yang penuh dengan ketidakpastian. Bangsa Indonesia perlu mewaspadai imbas dari krisis keuangan yang terpicu perkembangan di Eropa dewasa ini. Pengelolaan fiskal yang mengedepankan prinsip kehati-hatian menjadi satu hal penting yang harus dilakukan secara tepat dan terukur. Pemberian stimulus fiskal oleh Pemerintah kepada dunia usaha, perlu dilakukan secara hati-hati. Kerjasama yang sinergis antara jajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga-lembaga keuangan, serta lembaga-lembaga lainnya, perlu pula menjadi kekuatan yang harus diciptakan guna membangun dan membuat sektor riil tetap berjalan normal, serta mengendalikan situasi agar tidak terjadi gelombang pengangguran baru. Kolaborasi Pemerintah dengan dunia usaha, lembaga-lembaga keuangan serta lembaga-lembaga lainnya tersebut, perlu pula diwujudkan guna memberikan proteksi untuk melindungi, membantu, dan meringankan beban golongan menengah ke bawah yang mengalami kesulitan ekonomi. Dengan paduan itulah, ekonomi Indonesia diharapkan tidak goyah; tidak terjadi ledakan pengangguran; inflasi tetap terjaga; dan indikator ekonomi lainnya juga terkendali, tidak seperti halnya pada saat krisis ekonomi tahun 1998. Sebagai masyarakat yang kreatif dan mendukung program pemerintah, sudah seharusnya masyarakat mulai bergerak mandiri tidak terlalu bergantung kepada pemerintah. Salah satu contohnya adalah usaha kerajinan kayu di Desa Wisata Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul. Warga sekitar banyak yang menekuni usaha pembuatan topeng dan patung kayu dengan berbagai varian model. Hasil karya mereka bahkan menembus pasar internasional. Topeng dan patung-patung kayu itu diekspor ke beberapa negara bagian Asia, Amerika dan Eropa. Dusun Bobung telah dicanangkan sebagai desa wisata kerajinan topeng sejak tahun 2001. Namun, keberadaan topeng di tempat itu sendiri sudah semenjak tahun 1940-an. Dulu di Dusun Bobung ada sendratari dengan topeng sebagai perangkat utamanya. Saat itu topeng tidak diperjualbelikan dan dibuat secara sembunyi-sembunyi. Para pembuat topeng saat itu harus melakukan laku prihatin (puasa) untuk mendapatkan bentuk topeng yang bagus dan agar terlihat hidup saat dipakai menari. Jadi ada nilai mistiknya. Namun topeng-topeng yang dianggap benda pusaka itu sekarang sudah tidak ada. Para pemilik topeng itu telah menjual topeng yang biasa digunakan untuk menari kepada kolektor yang menawar dengan harga tinggi. Hasilnya digunakan untuk menopang kebutuhan hidup. Kini, warisan seni dari Dusun Bobung yang masih bisa dicicipi adalah keterampilan membuat topeng saja. Meski sebenarnya tari topeng itu sendiri masih ada ,tetapi sifatnya hanya untuk menghibur wisatawan yang datang saja. Tidak ada lagi ritual-ritual mistik seperti dulu. Para perajin topeng mengaku belajar memahat topeng secara otodidak. Dimulai dengan melihat “senior-senior” mereka saat memahat, kemudian mencoba pelan-pelan, hingga akhirnya terbiasa dan bisa membuat topeng sendiri. Pemuda-pemuda di sini jadi memiliki aktivitas produktif. Ada dua jenis topeng yang dibuat oleh perajin di Dusun Bobung. Jenis pertama adalah topeng pakem atau topeng klasik. Topeng ini dibuat untuk perlengkapan menari, sehingga karakter topeng disesuaikan dengan karakter tokoh yang ada dalam tarian. Produksi topeng pakem saat ini jauh menurun sebab peminatnya amat kurang. Jenis kedua yaitu topeng dekorasi. Topeng ini dibuat untuk keperluan hiasan saja. Kayu yang dipilih para perajin untuk membuat topeng adalah kayu pule, albasia, dan sengon. Namun dilihat dari kemudahan proses dan hasilnya, kayu pule lebih disukai. Sayangnya keberadaan kayu pule ini semakin langka. Kelangkaan ini pernah dilaporkan kepada Pemerintah daerah. Universitas Gajah Mada pernah memberi bibit pohon pule untuk ditanam di dusun ini. Namun hal ini kurang efektif.Tetapi karena perajin yang kurang tahu menahu tentang menanam pohon yang baik, jadi jika disuruh menanam pohon pule kurang tahu cara merawatnya dan hasilnya bagus. Maka para pengrajin usul pohon itu ditanam saja di tempat lain oleh petani atau orang yang lebih tahu. Jika sudah ada hasilnya baru dijual kepadapara pengrajin. Dengan cara ini keuntungan bisa dinikmati bersama. Untuk mengatasi keterbatasan kayu pule ini, para perajin topeng lantas membelinya dari luar Yogya, yakni Purworejo, Pacitan, Boyolali, Wonosobo, dan Ponorogo. Topeng dibuat dalam beragam ukuran, ada S (9 cm x 11 cm), M (14 cm x 17,5 cm), L (17,5 cm x 22 cm), XL (22 cm x 30 cm), dan super-XL (40 cm x 55 cm). Ukuran-ukuran tersebut juga membedakan harga setiap topeng. Sebagian UKM yang ada di Dusun Bobung hanya membuat topeng setengah jadi. Maksudnya mereka hanya memproduksi sampai tahap penghalusan. Prosesnya dimulai dengan memotong kayu gelondongan menjadi balok-balok berukuran sesuai pesanan. Setiap balok lantas dibagi dua. Masing-masing bagian kemudian dipahat membentuk perisai. Ini menjadi pola dasar sebuah topeng. Pola ini kemudian diukir untuk membentuk mata, hidung, dan motif-motif tambahan seperti burung merak. Setelah itu diamplas sampai halus. Topeng setengah jadi tersebut lantas diserahkan kepada pengepul yang mengoordinasi tenaga pembatik. Di pengepul inilah proses finishing dikerjakan. Jumlah perajin di dusun ini ada sekitar 300 orang. Saat ini mereka tidak hanya membuat topeng saja tapi sudah mencoba membuat produk kerajinan kayu batik yang lebih fungsional, seperti mangkok, nampan, piring, kalender kayu, mainan tradisional dakon, patung-patung kecil dan sebagainya. Berbagai usaha pemasaran dan pengenalan bahwa ada sebuah desa yang mempunyai potensi tinggi yang dapat dikembangkan. Namun, kini telah dinikmati hasil jerih payah tersebut. Dengan semakin banyaknya pesanan dan pengunjung yang datang ke Desa Wisata Bobung, menambah tingkat pendapatan mereka. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan juga teknologi yang semakin maju bagi masyarakatnya. Dengan adanya contoh desa yang mandiri mengembangkan potensinya, semoga tumbuh berbagai usaha mandiri masyarakat sehingga mnedukung kemajuan perekonomian Indonesia. 2. SOSIAL INDONESIA Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Keanekaragaman masyarakat Indonesia menghasilkan stratifikasi dan diferensiasi sosial. Dampak positif dan negatif akibat pengelompokan sosial tersebut mempengaruhi perkembangan keadaan sosial di Indonesia. Dengan adanya stratifikasi sosial, masyarakat ada yang lebih dihargai sehingga memicu para anggota masyarakat untuk meningkatkan potensinya agar dipandang lebih dalam masyarakat. Namun, bila persaingannya tidak sehat dapat menimbullkan konflik sosial yang berakibat buruk buruk bagi masing – masing anggota masyarakat. Stratifikasi sosial yang sangat menonjol di Indonesia adalah antara si kaya dan si miskin. Masyarakat Indonesia memandang bahwa yang kaya adalah yang paling dihormati dan yang miskin yang berarti apa – apa. Akibatnya berbagai kalangan masyarakat berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan kehormatan tersebut. Banyak yang menggunakan cara positif seperti menigkatkan taraf hidup dengan pendidikan dan bekerja lebih keras. Namun, tidak sedikit pula yang melalui jalur yang salah seperti korupsi yang saat ini sangat marak terjadi di Indonesia. Pebedaan kelas sosial juga sangat mencolok pada masyarakat Indonesia, terutama di daerah perkotaan atau patembayan. Untuk masyarakat pedesaan atau paguyuban yang masih sangat erat memegang norma – norma sosial tidak begitu terlihat. Masyarakat desa memang memandang orang yang kaya lebih terhormat tetapi juga dilihat bagaimana sikap dan perilaku anggota masyarakat tersebut. Diferensiasi sosial juga berpengaruh besar terhadap interaksi – interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. Diferensiasi sosial yang positif menghasilkan masyarakat yang heterogen saling melengkapi satu sama lain. Namun, jika masing – masing anggota suatu deferensiasi sosial tidak dapat hidup saling menghargai maka akan menimbulkan pula konflik sosial. Pada paguyuban atau masyarakat desa, nilai – nilai sosial masih dipegang erat. Paguyuban berarti suatu ikatan masyarakat secara batin dari hati nurani untuk bersatu dan ikatan tersebut bersifat kekal. Seperti halnya masyarakat di desa lain, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul terdapat suatu paguyuban masyarakat yaitu Lumbung Ketur. Lumbung Ketur terdiri dari Dusun Plumbungan, Dusun Bobung, Dusun Kepil, dan Dusun Batur yang merupakan kepanjangan dari nama paguyuban tersebut. Keempat dusun yang mengikat diri sebagai satu paguyuban tersebut didasarkan pada wilayah dusun tersebut yang saling berbatasan dan kesatuan dalam hal kebudayaan. Lumbung Ketur sepakat untuk mendukung program “Nguri – Uri Kabudayan Jawi”. Kegiatan yang sering dilakukan oleh paguyuban tersebut adalah pementasan kebudayaan seperti wayang kulit, dan kethoprak. Dalam paguyuban tersebut terdapat beragam elemen masyarakat baik vertikal (stratifikasi sosial) maupun horizontal (diferensiasi sosial). Walaupun pernah terjadi konflik antardusun tersebut, namun mereka masih memegang teguh ikatan paguyuban tersebut. Masyarakat Indonesia yang beragam seharusnya menjadi daya tarik dan keunggulan tersendiri. Masing – masing anggota masyarakat harus menghargai perbedaan tersebut. Asimilasi, akulturasi, mutual akulturasi, interseksi, dan amalgamasi mungkin dapat menekan konflik sosial yang timbul akibat pengelompokan dalam masyarakat. Penyelesaian konflik dapat pula dilakukan dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan adjudikasi. Mengembangkan rasa nasionalisme dan menigggalkan sikap primordialisme juga dapat dilakukan. 3. BUDAYA INDONESIA Kebudayaan Indonesia talah diatur dalam UUD 1945 pasal 32 yang berisi : 1. Negara memejukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai – nilai budayanya. 2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia berikut catatan sejarah tersebut. a. Zaman Batu dan Logam Indonesia adalah bangsa yang besar dengan sejarah kebudayaan yang sangat panjang. Menurut hasil temuan-temuan yang ada kebudayaan Indonesia sudah dimulai dari zaman Zaman batu, kira-kira 1.7 juta tahun yang lalu. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, zaman batu dibagi menjadi 3, yaitu : a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum) b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum) c. Zaman Batu Muda (Neolitikum) b. Masa Kejayaan Hindu - Buddha Pada masa kekuasaan Hindu-Buddha, masyarakat bisa mengangkat negeri ini hingga mencapai kejayaan. Masyarakat saat ini masih merasa ikut memiliki peninggalan peradaban tersebut, misalnya peninggalan kerajaan Sriwijaya atau Mataram Kuno. Peninggalan tersebut rupanya bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghidupan masyarakat saat ini. Wisatawan berdatangan untuk melihat peninggalan sejarah yang dijadikan sebagai objek wisata, mengagumi kejayaan masa lalu. Hal itu membuktikan bahwa sistem sosial masyarakat di masa lalu tidaklah buruk, bahkan mereka mampu membangun karya monumental yang membanggakan. c. Kebudayaan Islam Masa kejayaan Islam merupakan kebanggaan bagi sebagian masyarakat. Hal itu ditimbulkan dari anggapan bahwa keberhasilan penyebar agama Islam mampu menanamkan kekuasaan di Nusantara. Masyarakat yang tadinya tidak beragama / kafir, bisa diubah menjadi masyarakat yang bermartabat dan agamis. Agama Islam menjadi rujukan pembuatan tata nilai atau seluruh tindakan sosial di Nusantara. d. Kebudayaan Barat Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, setelah itu disusul oleh Spanyol dan Belanda. Inilah awal dari masuknya kebudayaan Barat di Indonesia. Portugis dan Belanda yang akhirnya menjajah nusantara juga menyebarkan agama Nasrani di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang hampir belum tersentuh agama Islam. Selama sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama itu pula Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat. Setelah Indonesia dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat, contohnya bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi dari barat seperti acara pesta dansa, dan lain-lain. e. Kebudayaan dan Kepribadian Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Hal ini harus kita pertahankan terus untuk memfilter kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Kita harus menjaga kebudayaan kita dengan baik agar kebudayaan kita berkembang makin baik dan kita tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya di masing – masing daerah. Disetiap pulau, provinsi, suku dan ras mempunyai ciri khas dan karakter tersendiri. Hingga dunia Internasinal pun sangat mengagumi Indonesia. Hingga Malaysia mengklaim beberapa budaya Indonesia sebagai miliknya seperti Reog Ponorogo dan tari Pendet Bali. Berbagai kalangan rakyat Indonesia begitu mengecam Malaysia. Namun, sebenarnya Malaysia telah membantu Indonesia. Dengan adanya kebudayaan yang hampir diambil negara lain, Indonesia menjadi lebih menjaga kebudayaannya sendiri. Kalau tidak begitu, mungkin Indonesia belum bisa menghargai budayanya sendiri dan mengedepankan budaya negara lain seperti barat dan korea. Kini telah dicanangkan berbagai cara untuk menjunjung tinggi budayanya sendiri namun masih menghargai budaya lainnya. Seperti di Gunungkidul yang mempunyai kebiasaan untuk mengadakan rasulan. Khususnya di Desa Wisata Bobung yang masih mengadakan rasulan dan mengembangkannya. Dusun Bobung tidak hanya mengadakan rasulan dengan kenduri di balai adat tertapi juga mengadakan berbagai acara untuk memeriahkan rasulan. Seperti di daerah lain di Gunungkidul berbagai pagelaran seni ditampilkan dalam acara tersebut. Sebelum dikenal sebagai penghasil kerajinan topeng, wajah Dusun Bobung tidak jauh berbeda dengan dusun-dusun lain yang ada di Gunungkidul, di mana warganya lebih mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian pokok. Setelah masa panen, mereka menggelar upacara syukuran atau yang biasa dikenal dengan acara rasulan atau bersih dusun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas rezeki dan karunia yang diberikan kepada mereka. Dalam acara rasulan tersebut, biasanya digelar kesenian tari topeng yang mengambil cerita Ande-Ande Lumut dengan lakon Panji. Jenis topeng yang dikenakan sebagai perangkat utama dari tarian tersebut adalah topeng klasik yang dibuat sendiri oleh penarinya. Dari sinilah, asal mula munculnya kerajinan topeng di Dusun Bobung. Seluruh kalangan masyarakan di Dusun Bobung sangat mendukung kegiatan tersebut. Terbukti banyak inovasi pada setiap tahunnya. Jika acara tersebut sudah tiba, berbagai persiapan seperti latihan kirab di setiap RT dilakukan. Setiap RT menyiapkan warganya untuk kirab dan pagelaran seni. Contoh seni yang ditampilkan adalah Shalawatan dari RT 09, Reog dari RT 08, Lelepah dari RT 07, Tari - Tari Anak dari RT 06, dan Klotekan dari RT 05. Ada pula gabungan dari tiap RT dan Dusun disekitar Bobung yaitu Tari Topeng Dan Pegelaran Wayang Kulit. Warga berarak – arakan menuju Joglo Puratama ( Balai Adat Dusun Bobung ) dengan membawa gunungan yang beris hasil bumi dari masing – masing RT dan berbusana jawa tradisional. Lestarinya kebudayaan di negri ini tergantung pada masyarakatnya. Bagaimana sikap terhadap kebudayaan tersebut. Apakah perlu menunggu hingga diklaim negara lain untuk mnghargai kebudayaan sendiri atau membiarkannya hilang tertelan zaman itu tergantung bagaimana masyarakat Indonesia menjaganya. Dengan adanya salah satu desa yang mempertahankan bahkan mengembangkan suatu kebudayaan dan kebiasaan dapat dicontoh oleh wilayah – wlayah lain di Indonesia. Hal ini perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan misi tersebut. Kebudayaan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu negara. Kebudayaan dapat menambah pendapatan negara. 4. Hubungan antara Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia Hubungan antara ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia sangatlah erat. Ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain. Ketiga hal tersebut merupakan komponen penting bagi berdirinya suatu negara. Ekonomi yang stabil dan terus meningkat dan budaya yang masih dipegang erat akan menciptakan suatu keadaan sosial yang kondusif. Ekonomi yang buruk berpengaruh pula terhadap kehidupan sosial masyarakat. Sebagai contoh pengangguran di Indonesia yang tinggi menyebabkan masalah – masalah sosial di Indonesia. Jika masyarakat hidup sejahtera maka kepentingan – kepentingan lain dapat dilakukan seperti melestarikan kebudayaan yang kebanyakan terlupa akibat perekonomian yang tidak stabil dan berbagai macam masalah sosial. Kebudayaan yang masih dipegang erat mempengaruhi kehidupan sosial seperti masih dipegangnya norma – norma masyarakat. Dan bila masyarakat telah saling menghargai dan menerapkan nilai – nilai dan norma – norma yang ada maka ekonomi pun dapat meningkat karena banyak kerjasama yang terjalin dan berkurangnya cara – cara menigkatkan taraf hidup yang tidak baik. C. PENUTUP a. Kesimpulan Kini, tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut. Telah dipaparkan mengenai sejarah, keadaan, sebab, dan akibat dari ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Jika kita telaah kehidupan Indonesia sebenarnya semakin membaik dan meningkat. Namun, beberapa hal telah membuat pandangan seseorang bahwa Indonesia makin buruk. Hal itu sebenarnya tergantung dariman kita memandang. Jadi, mengenai perkembangan Indonesia adalah sesuatu yang relatif. Kini, tinggal bagaimana generasi muda bangsa menyikapi keadaan Indonesia ini. Melihat sejarah perkembangannya dan mengamati keadaannya seharusnya para pemegang amanah dari para pendahulu ini tergerak hatinya. Sikap nasionalisme dan patriotisme seharusnya sudah tertanam dalam pribadi masing – masing. Tinggal bagaimana sikap dan langkah apa yang akan ditempuh, setiap orang berbeda – beda seperti mempelajari dan mengkaji apa – apa yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme misalnya Pancasila. Mengikuti berbagai kegiatan positif yang dapat menambah kecintaan terhadap negri misalnya lomba bela negara dan perkemahan. b. Kritik dan Saran Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang telah dirindukan oleh para sesepuh bangsa. Untuk memajukan negara dan menigkatkan pertahanan negara. Berbagai cara dapat dilakukan seperti Lomba Kompetensi Siswa untuk cabang bela negara dan peningkatan mutu siswa dengan adanya classmeeting di sekolah. Kegiatan – kegiatan tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan beberapa cabangnya yang mendukung potensi siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar